Jakarta – Sekretaris Fraksi Partai Golkar DPR RI, Mukhtarudin, mengapresiasi capaian sektor minyak dan gas (migas) nasional yang dipaparkan Kementerian ESDM dalam konferensi pers Capaian Kinerja Semester I 2025, Selasa (12/8).
Ia menilai kinerja migas menunjukkan tren positif yang konsisten, terutama produksi minyak yang stabil di kisaran 600 ribu barel per hari (BOPD), bahkan mencatat rekor 608,1 ribu BOPD pada Juni–Juli. Mukhtarudin berharap tren ini berlanjut sehingga rata-rata tahunan mampu melampaui target APBN 2025 sebesar 605 ribu BOPD.
“Kinerja stabil di kisaran 600 ribu BOPD, bahkan tembus 608 ribu pada Juni, adalah indikasi kuat kita berada di jalur yang tepat. Angka ini menjadi tolok ukur penting yang jika dipertahankan atau ditingkatkan, berpotensi mendorong rata-rata tahunan melampaui target APBN,” ujarnya.
Menurutnya, capaian tersebut membuktikan efektivitas strategi optimasi lapangan, pemeliharaan fasilitas tepat waktu, dan koordinasi erat antara pemerintah, SKK Migas, dan KKKS. Ia menekankan pentingnya keberlanjutan tren ini melalui percepatan proyek hulu migas, penerapan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR), serta optimalisasi program sumur rakyat yang mulai berproduksi Agustus, dengan potensi tambahan 10–15 ribu BOPD.
Mukhtarudin menegaskan Fraksi Partai Golkar akan terus mendukung kebijakan fiskal dan regulasi yang pro-investasi, memberikan insentif untuk wilayah frontier dan deepwater, serta menyederhanakan perizinan.
“Tujuannya jelas, memastikan ketahanan energi nasional tetap kokoh di tengah transisi energi dan volatilitas pasar global,” tegasnya.
Data resmi Kementerian ESDM mencatat, lifting migas (gabungan minyak mentah dan gas bumi siap jual) Januari–Juni 2025 mencapai 1.754,5 ribu BOEPD atau 109% dari target APBN sebesar 1.610 ribu BOEPD. Capaian ini menjadi yang pertama sejak 2008 di mana realisasi lifting melampaui target APBN.
Rincian lifting minyak semester I 2025:
- Januari: 599,6 ribu BOPD (99,2% target)
- Februari: 598,5 ribu BOPD (99%)
- Maret: 602,9 ribu BOPD (99,8%)
- April: 602,4 ribu BOPD (99,7%)
- Mei: 567,9 ribu BOPD (94%, dampak shutdown pemeliharaan)
- Juni: 608,1 ribu BOPD (100,5%, tertinggi sejak 2008)
Sementara itu, lifting gas mencapai 1.199,7 ribu BOEPD atau 119% dari target APBN sebesar 1.005 ribu BOEPD. Sebanyak 69% dimanfaatkan untuk kebutuhan domestik — termasuk industri, pembangkit listrik, jaringan gas rumah tangga, BBG, LNG, dan LPG — sedangkan 31% diekspor sesuai kontrak.